Apakah itu
struktur organisasi? Struktur organisasi ialah susunan pembagian tugas secara
formal yang ada dalam sebuah organisasi. Selain memiliki struktur, organisasi
juga memiliki desain organisasi
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah
suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan
manajer mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah
bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi
merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.
Desain dan struktur organisasi ini
adalah sebuah proses yang meliputi enam elemen :
- Spesialisasi kerja : adanya
pembagian kerja yang dibagi menjadi beberapa bagian.
- Pembagian
departemen : Berdasarkan fungsi, produk, letak geografis, proses, dan jenis costumer
- Ada rantai
komando : Sehingga banyaknya karyawan yang dibawahi harus dibatasi agar efektif
dan efisien
- Sentralisasi
dan Desentralisasi
Sentralisasi :
pengambilan keputusan secara terpusat pada level atas perusahaan
Desentralisasi :
pengambilan keputusan dari level bawah yang terkait langsung dengan aksi
- Formalisasi :
ada standardisasi pada setiap organisasi sehingga perilaku karyawan mengikuti
aturan dan prosedur yang telah ditentukan
2.1 Pengertian
Struktur dan Desain Organisasi
Struktur adalah
cara sesuatu disusun atau dibangun organisasi yang merupakan suatu wadah
berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan. Struktur
Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi
yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan.Struktur organisasi adalah
bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompok- kan, dan dikoordinasikan secara
formal.Struktur organisasi ialah susunan pembagian tugas secara formal yang ada
dalam sebuah organisasi.
Selain memiliki
struktur, organisasi juga memiliki desain organisasi.
desain
organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan
keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan,
dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih
ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi.
2.2 Keputusan Manajerial dan Tiga Dimensi
Struktur Organisasi
A. Keputusan Manajerial
Pengambilan
keputusan (decision making) adalah proses identifikasi masalah dan kesempatan
kemudian memecahkannya. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital
dari maanjemen yang baik, karena keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana
suatu cara organisasi menyelesaikan masalah, mengalokasikan sumber daya dan
meraih sasaran.
Keputusan manajerial sebagai pembentuk struktur organisasi
meliputi :
1. Pembagian kerja, menyangkut kadar dari
spesialisasi pekerjaan. Para manager membagi seluruh tugas organisasi menjadi
pekerjaan-pekerjaan khusus yang tersusun dari aktivitas-aktivitas khusus.
Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa pembagian kerja akan mempengaruhi tingkat
prestasi organisasi melalui minimisasi ketergantungan pada individu-individu
tertentu atau perpindahan yang percuma komponen-komponen pekerjaan besar.
Disamping itu, pembagian kerja (spesialisasi) mengandung konsekuensi- konsekuensi
pada perilaku para karyawan, seperti menurunkan keterlibatan dan kepuasan kerja
karyawan, menimbulkan kebosanan karena pekerjaan menjadi monoton, mengakibatkan
tingkat keterkaitan karyawan lebih rendah dan kehilangan motivasi yng mengarah
kepada ketidakefisienan.
Contoh : Seorang Account Representative pada
Kantor Pajak yang memiliki pekerjaan khusus seperti pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan,
melaksanakan bimbingan dan melaksanakan himbauan kepada Wajib Pajak
(WP).Pendelegasian Kewenangan. Proses pembagian kewenangan dari atas ke bawah
dalam organisasi.
2. Pendelegasian kewenangan (delegation of
authority) mengacu secara khusus pada kewenangan pengambilan keputusan, bukan
melakukan pekerjaan. Pendelegasian kewenangan memiliki efek positif pada
pengembangan manager professional, dan membawa iklim persaingan dalam
organisasi.
3. Pembagian Departemen. Cara organisasi
dibagi secara structural. Pembagian departemen ini dapat dikelompokkan menjadi
pembagian departemen berdasarkan fungsinya (functional departementalization),
berdasarkan wilayah (geographic departementalization), berdasarkan produk
(product departementalization), berdasarkan pelanggan (customer
departementalization).
Departementasi
yang lebih khusus, secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Aktu dapat dibagi menjadi shift pertama,
shift kedua, dan shift ketiga.
2. Pelayanan (Service) yang mencerminkan kelas
pertama, kelas kedua, dan kelas turis
dalam suatu kapal pesiar.
3. Langganan dapat terdiri dari departemen
penjualan industri, pedagang eceran, pemerintah, militer dan konsumen akhir.
4. Peralatan dapat diperinci, misal didalam
kelompok produksi, menjadi Departemen pemotongan, perakitan dan pembungkusan.
5. Urutan angka (alpha-numerical) dapat digunakan
dalam pelayanan telephone dimana nomor-nomor 0000-5000 ditempatkan dalam satu
Departemen dan nomor-nomor 5001-9999 dalam Departemen lain.
Semakin besar dan
kompleks suatu organisasi, akan sangat logis bila digunankan tipe
- Departementasi organisasi kombinasi berbagai tipe diatas, yang dikenal segabai
desain organisasi campuran (hybird design) atau sering juga disebut mixed
departementation. Sebagai contoh, suatu perusahaan industri besar mungkin
diorganisasi menurut wilayah pada tingkat horizontal pertama, dan
tingkatan-tingkatan selanjutnya diorganisasi atas dasar produk, fungsi,
peralatan dan waktu.
- Departementasi
fungsional. Pendekatan fungsional untuk mengelompokan kegiatan-kegiatan
organisasi ini mungkin merupakan tie Departementasi yang paling umum dan luas
digunakan dalam merancang struktur organisasi. Departementasi fungsional dapat
dijumpai dalam semua tipe organisasi. Sebagai contoh, dalam suatu organisasi
Manufacturing, fungsi-fungsi vital yang memungkinkan perusahaan beroperasi dan
menjaga kelangsungan hidupnya.
Kebaikan utama
Departementasi fungsional adalah berkaitan denan aspek-aspek positif
spesialisasi . secara teoritis, fungsionalisme akan mengingkatkan efisiensi dan
memungkinkan pemanfaatan karyawan dan peralatan paling ekonomis.
- Departementasi
produk. Dengan berkembangnya organisasi formal departemetasi fungsional menjadi
semkain sulit dan tidak praktis lagi. Dalam hal ini, manajemen dapat
membentukdivisi-divisi setengah otonom, yang masing-masing dirancang,
memproduksi dan memasarkan sendiri produk-produknya. Setiap produk atau lini
produk dikelola oleh seorang manajer yang bertanggung jawab kepada direktur
organisasi.
- Departementasi
wilayah. Bila organisasi beroperasi diwilayah-wilayah yang tersebar, maka
- Departementasi atas dasar wilayah akan diperlukan. Kegiatan pemasaran yang
beroperasi dibanyak daerah dalam suatu negara sering dibagi menjadi
kelompok-kelompok wilayah dengan manajer pemasaran tersendiri (Area Manajer)
untuk setiap lokasi.
Tipe organisasi
divisional ini mempunyai berbagai kebaikan dan kelemahan. Kebaikan-kebaikan
antara lain: pengambilan keputusan lebih cepat dan dengan kemungkinan kualitas
lebih baik, koordinasi tugas lebih mudah dilaksanakan, karena ada pemusatan
kegiatan, beban manajemen pusat menjadi lebih ringan, karena ada pendelegasian
wewenang; dan pertanggung jawaban lebih jelas. Sedangkan kelemahan-kelemahanya
antara lain: kepentingan seluruh organisasi kurang diperhatikan, karena
kepentingan terpusat pada ukuran prestasi divisi; meningkatkan biaya operasional
organisasi, karena cenderung terjadinya kelebihan staff, duplikasi sumber daya
dan peralatan; dan mem persulit alokasi sumber daya dan konsistensi
kebijaksanaan.
Rentang Kendali adalah jumlah bawahan
yang melapor kepada atasan. rentang ini merupakan satu faktor yang mempengaruhi
bentuk dan tinggi suatu struktur organisasi.
B. Tiga Dimensi Struktur Organisasi
1. KOMPLEKSITAS
Kompleksitas adalah Kompleksitas
merujuk pada tingkatan diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. , mempertimbangkan
tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi termasuk di dalamnya tingkat
spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan di dalam hirarki
organisasi serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar secara
geografis.
3 Bentuk Diferensiasi
- Diferensiasi
Horisontal, merujuk pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan
orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang mereka laksanakan dan tingkat
pendidikan dan pelatihannya. Semakin banyak jenis pekerjaan yang ada dalam
organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang istimewa, semakin
kompleks pula organisasi tersebut.
- Diferensiasi
Vertikal, merujuk pada kedalaman struktur. Makin banyak tingkatan yang terdapat
diantara top management dan tingkat hirarki yang paling rendah, makin besar
pula terjadinya distorsi dalam komunikasi dan makin sulit mengkoordinasi
pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta makin sukar bagi top
manajer untuk mengawasi kegiatan bawahannya.
- Diferensiasi
Spasial, merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi kantor, pabrik dan personalia
sebuah organisasi tersebar secara geografis. Diferensiasi dapat dilihat sebagai
perluasan dari dimensi horizontal dan vertical, artinya adalah mungkin untuk
memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara geografis. Pemisahan ini mencakup
penyebaran jumlah dan jarak.
2. FORMALISASI
Formalisasi yaitu
sejauhmana organisasi menyandarkan dirinya pada peraturan dan prosedur untuk
mengatur perilaku dari para pegawainya. Formalisasi merujuk pada tingkat sejauh
mana pekejaan dalam organisasi itu distandarisasikan. Jika sebuah pekerjaan
sangat diformalisasikan maka pemegang pekerjaan itu hanya mempunyai sedikit
kebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan, bilamana mengerjakannya dan
bagaimana harus melakukannya.Dengan demikian formalisasi adalah suatu ukuran
tentang standarisasi. Formalisasi akan diukur dengan menentukan apakah
organisasi tersebut mempunyai manual mengenai kebijakan dan prosedur, menilai
jumlah keistimewaan peraturannya, melihat kembali uraian pekerjaan untuk
melihat tingkat kerumitan. Jika kita berbicara mengenai formalisasi maka kita
merujuk pada peraturan tertulis organisasi.
3.SENTRALISASI VS
DESENTRALISASI
Sentralisasi, merujuk kepada tingkat
dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam
organisasi. Konsentrasi yang tinggi menyatakan adanya sentralisasi yang tinggi,
sedangkan konsentrasi yang rendah menunjukkan sentralisasi yang rendah atau
yang disebut Desentralisasi. Dalam Sentralisasi harus memperhatikan Sentralisasi hanya memperhatikan struktur
formal dan bukan dengan organisasi informal.
Hambatan
sentralisasi :
— Hanya memperhatikan struktur formal.
— Memperhatikan kebebasan dalam pengambilan
keputusan.
— Konsentrasi pada seseorang, unit atau
tingkat.
— Kontrol dari top manajemen, tetapi keputusan
tetap terletak pada anggota tingkat rendah.
Keuntungan desentralisasi :
— Setiap manajer mempunyai keterbatasan
terhadap jumlah informasi
— Dapat menanggapi perubahan dengan cepat.
— Memberi masukan lebih rinci bagi pengambil
keputusan.
— Memotivasi pegawai untuk memberi kesempatan
dlm pengambilan keputusan.
— Memberi peluang pelatihan bagi manajer
tingkat rendah.
Keuntungan
sentralisasi :
— Keputusan komprehensif yang akan diambil.
— Penghematan dan lebih efektif
2.3 Dimensi
Struktur
Tinjauan mengenai struktur organisasi
biasanya cukup memadai dengan menggunakan tiga parameter yang telah di jelaskan
di atas. Sebagian besar telah di bahas pada bagian dua yaitu kompleksitas,
formalitas, dan sentralitas.
Berbagai Fungsi Yang Melekat Pada
Struktur Organisasi
Pengembangan
struktur organisasi formal bersangkutan juga dengan penyusunan
hubungan-hubungan yang terjadi dalam struktur. Hubungan-hubungan sebagai fungsi-fungsi
struktural yang terjadi secara garis besar dapat diperinci sebagai berikut :
1. Wewenang. Arti wewenang (Authority) adalah
hak melakukan sesuatu atau memerintah
orang lain untuk melakukan sesuatu.
2. Kekuasaan.
Kekuasaan (Power) sering dicampur adukan dengan wewenang. Walaupun kekuasaan
dan wewenang sering ditemui bersama, tetapi keduanya berbeda. Bila wewenang
adalah hak untuk melakukan sesuatu, kekuasaan adalah untuk melakukan hal
tersebut.
3. Tanggung jawab. Tanggung jawab (Responsibility)
adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu. Dalam organisasi, tanggung jawab
adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugas untuk fungsi organisasi.
4. Akuntabilitas. Tidak seperti tanggung jawab,
Akuntabilitas (Account-Ability) adalah faktor diluar individu dan perasaan
pribadinya. Bila seseorang manajer menghendaki pertanggungjawaban untuk suatu
kegiatan yang dilakukan bawahan dapat dinyatakan akuntabilitas terjadi.
5. Komunikasi dalam Organisasi. Dalam organisasi formal, arus informasi mengalir
secara khusus. Struktur organisasi diharapkan dapat menjadi alat utama bagi
komunikasi formal ini. Komunikasi seperti pemberian perintah, permintaan akan
suatu informasi, dan penerangan tentang keputusan manajemen sering mengalir
dari atas ke bawah melalui tingkatan Organisasi.
6. Hubungan Lini dan Staff. Masih berhubungan
dengan konsep wewenang dikenal apa yang disebut Hubungan Lini Dan Staff.
Keduanya ini merupakan pendekatan yang berbeda untuk menentukan Deskripsi
wewenang dalam Organisasi.
7. Rentang Kendali. Yang dimaksud rentang
kendali atau pengawasan (Span Of Control) adalah beberapa orang jumlah bawahan
yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau atasan.
Rentang Kendali sering disebut dengan istilah-istilah span of supervision, span
of authority, span of management dan span of attention.
8. Sentrailisasi dan desentralisasi. Bila
wewenang didelegasikan atau dilimpahkan meluas dalam suatu organisasi,
desentralisasi wewenang terjadi.
9. Rantai wewenang scalar. Karena keseluruhan
kegiatan organisasi dibagi-bagi dan dikelompokan atas dasar fungsi, produk,
wilayah dan sebagainya, dan karena adanya saling ketergantungan diantaranya,
maka kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan.
10. Kesatuan
perintah. Satu aspek dasar struktur organisasi lainya (implicit dalam rantai
scalar) adalah “satu orang, satu atasan”. Ini berarti bahwa seseorang bawahan
hendaknya hanya menerima instruksi dari sumber tunggal. Kesatuan perintah
terutama dimaksudkan untuk memudahkan koordinasi.
11. Ukuran, yaitu
jumlah anggota dalam organisasi
12. Komponen
administratif, yaitu presentase total jumlah anggota yang menjalankan tanggung
jawab administratif.
13. Spesialisasi,
yaitu jumlah kekhususan yang dilakukan dalam anggota.
14. Standarisasi,
yaitu adanya prosedur prosedur untuk mengatur peristiwa atau aktivitas yang
bersifat berulang atau regular.
15. Formalisasi,
yaitu sejauh mana aturan, prosedur, aturan dilakukan secara tertulis.
16. Sentralisasi,
Konsentrasi wewenang pengambilan keputusan.
17. Kompleksitas,
jumlah diferensiasi vertikal, jumlah unit atau departeman.
18. Integrasi,
kualitas kerja sama antara unit unit yang dibutuhkan untuk menyatukan tujuan,
atau rencana rencana dan umpan balik yang digunakan untuk mengkoordinasi unit
unit.
19. diferensiasi,
jumlah fungsi fungsi khusus yang di jalankan dalam organisasi, atau perbedaan
dalam orientasi kognitif dan emosional antara pada manager dari departeman yang
berbeda.
2.4 Model Desain Organisasi
Model desain
organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang
menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di
antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda
dalam suatu organisasi. Desain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja,
standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan
keputusan dan besaran satuan kerja.
1. Desain
Organisasi Mekanistik.
**Proses
kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
**Proses motivasi
hanya menyadap motif fisik, rasa aman dan ekonomi melalui perasaan takut dan
sanksi.
**Proses komunikasi
berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung
terganggu tidak akurat.
**Proses interaksi
bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan
metode departemental.
**Proses
pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
**Proses penyusun
tujuan dilakukan di tingkat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi
kelompok.
**Proses kendali
dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
2. Desain Organisasi Orgranik.
**Proses
kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan
dan bawahan dalam segala persoalan.
**Proses motivasi
berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
**Proses komunikasi
berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh
orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
**Proses interaksi
bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi
tujuan dan metode partemental.
**Proses
pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
**Proses penyusunan
tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang
tinggi dan realistis.
**Proses kendali
menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian
diri.
3.1 Kesimpulan
Struktur Organisasi adalah Suatu
susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan
dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Desain organisasi,
Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan untuk
memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen.
Dengan demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan
menghasilkan sebuah struktur organisasi.
4 keputusan
manajerial sebagai pembentuk struktur
organisasi meliputi : Pembagian kerja, Pendelegasian kewenangan (delegation of
authority), Pembagian Departemen, Rentang Kendali. Tiga Dimensi Struktur
Organisasi: kompleksitas, formalisasi, sentralisasi vs desentralisasi. Hambatan
sentralisasi : Hanya memperhatikan struktur formal, memperhatikan kebebasan
dalam pengambilan keputusan, konsentrasi pada seseorang, unit atau tingkat,
kontrol dari top manajemen, tetapi keputusan tetap terletak pada anggota
tingkat rendah.
Keuntungan desentralisasi : setiap manajer
mempunyai keterbatasan terhadap jumlah informasi, dapat menanggapi perubahan
dengan cepat, memberi masukan lebih rinci bagi pengambil keputusan, memotivasi
pegawai untuk memberi kesempatan dlm pengambilan keputusan, memberi peluang
pelatihan bagi manajer tingkat rendah.
Keuntungan sentralisasi : Keputusan komprehensif yang akan diambil, penghematan dan lebih efektif .
http://widyanurfitriyani.blogspot.co.id
http://ilmumanajemendanbisnis.blogspot.co.id
Keuntungan sentralisasi : Keputusan komprehensif yang akan diambil, penghematan dan lebih efektif .
http://widyanurfitriyani.blogspot.co.id
http://ilmumanajemendanbisnis.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar